Mengajar & Menasehati
Ulangan 6:4-9 (TB)

Sahabat, ketika berada di Singapura tahun 2012 silam, saya dan gembala sempat melihat kejadian ini. Seorang anak baru saja jatuh dan terluka, melapor pada ibunya perihal kejatuhannya. Apa yang terjadi? Sang ibu marah-marah dan langsung memukuli si anak, menjewer telinganya sambil terus berjalan di sepanjang pasar. Si anak sudah menahan rasa sakit karena luka terjatuh, masih harus menahan rasa sakit akibat pukulan dan jeweran sang ibu, dan tentu juga rasa malu...
Mungkin maksud ibunya untuk memberikan efek jera dan sekaligus "menasehati" anak. Namun apa begitu caranya?
Keluar dari pemikiran seperti ini, mengajar dan menasehati yang paling tepat adalah berdasarkan kebenaran FIRMAN TUHAN. Namun bagaimana kita sebagai orangtua bisa menggunakan firman, jika kita sendiri tidak hidup didalamnya?
Firman Tuhan dalam Ulangan Ulangan 6:4-9 (TB)  berkata, “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.”
Dalam ayat diatas, jelas dikatakan bagaimana kita harus hidup dalam kebenaran FirmanNya, sebelum mengajarkan kepada anak-anak. Jika istri tidak tunduk dan memberontak pada suami, maka tak heran jika anak-anaknya memberontak. Jika suami selalu menggunakan emosi untuk menanggapi sesuatu, tak heran jiks anak-anak juga begitu.

Mari kita bertobat dan memperbaiki hidup kita berpadanan dan selaras dengan kebenaran firmanNya, sehingga menurunkan anak-anak illahi yang luar biasa. Saya dan istri juga bukan orangtua yang sudah sempurna. Masih banyak yang harus kami perbaiki. Mari kita bertobat dan belajar melakukannya bersama...

Dapatkan brkatnya dalam renungan saya lainnya, hanya di www.james-edy.blogspot.co.id

Pdm.YES-Oisu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RUMAH KOSONG

KETERBUKAAN ROHANI

TIKUS RAKUS